Kamis, 08 Desember 2011

Teknik Frais

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan mampu

Menyebutkan defenisi mesin frais
Menyebutkan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin frais
Menyebutkan jenis-jenis mesin frais
Menyebutkan dan menjelaskan kegunaan pisau mesin frais
Menyebutkan macam-macam pemegang pisau mesin frais
Menyebutkan defenisi dan kegunaan dividing head
Menjelaskan prinsip gerakan mesin frais
Menjelaskan teknik pengefraisan
Menjelaskan arah gerakan pemotongan pisau frais
Menjelaskan kecepatan potong dan pemakanan pisau mesin frais

Mesin frais adalah sejenis mesin perkakas untuk mengerjakan peralatan mesin dari logam dengan gerakan utama alat potongnya berputar.
Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mesin frais adalah:

Permukaan rata dan datar
Permukaan siku dan sejajar
Permukaan bersudut
Beralur dan berbentuk
Roda gigi
Benda-benda persegi

JENIS-JENIS MESIN FRAIS
Mesin Frais Horizontal
Adalah mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada posisi mendatar.

Mesin ini termasuk type knee, namum bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Type lain dari mesin ini adalah mesin frais type bed. Type bed ini lebih kuat karena meja mesin ditahan sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.
Mesin Frais Vertikal
Adalah mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak.

Poros utama mesin frais tegak di pesang pada kepala tegak (vertical head spindle). Posisi kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, melobang dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.
Mesin Frais Universal
Adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal.mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk melaksanakan pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan peralatan yang mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan etrsebut berupa meja siku (fixed angular table), meja miring (inclinable universal table), meja putar (rotery table) dan kepala spindel tegak (vertical head spindel).




















PISAU FRAIS
Pisau Frais Sisi
Digunakan untuk mengefrais permukaan datar benda kerja dengan menggunakan mesin frias horizontal. Dalam pemakaiannya pisau frais ini terdapat tiga type yaitu type H untuk baja keras, type N untuk baja sedang (normal) dan type W untuk baja lunak.

Pisau Frais Muka
Pisau ini mempunyai dua arah sisi pemotongan yaitu sisi muka dan sisi samping. Pisau ini digunakan untuk menfrais permukaan mendatar dan tegak benda kerja dengan menggunakan mesin frais vertikal.

Pisau Frais Alur Sisi dan Muka
Disebut juga dengan pisau frais celah (slotting cutter). Gunanya untuk membuat alur atau celah dengan menggunakan mesin frais horizontal.

Pisau Frais Gergaji
Disebut juga dengan pisau belah (slitting cutter). Digunakan untuk membelah atau memotong benda kerja dan membuat alur.

Pisau Frais Pembentuk
Disebut juga dengan form milling cutter. Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja.

Pisau Frais Roda Gigi
Digunakan untuk membuat roda gigi. Pisau ini terdapat dua jenis ukuran, yaitu sistem modul untuk ukuran mm dan sistem DP (diameter Pitch) untuk ukuran inchi.

Pisau Frais Sudut
Digunakan untuk membuat permukaan bersudut. Pisau ini ada dua macam, yaitu pisau frais bersudut tunggal dan pisau frais bersudut ganda.

Pisau Frais Jari
Disebut juga dengan end mill cutter, digunakan untuk membuat alur, pembesaran lobang dan pembuatan permukaan bertingkat. Mata pisau terdapat pada bagian muka dan bagian samping.

Pisau Frais Alur T dan Alur Bersudut
Pisau frais alur T mempunyai mata pemotong pada bagian muka, belakang dan samping. Pisau alur bersudut digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut. Mata potong pisau terdapat pada bagian depan dan sampingnya. Pisau alur bersudut terdapat dalam dua bentuk, yaitu pisau alur bersudut tumpul dan pisau alur bersudut lancip.

PEMEGANG MATA PISAU
Adaptor
Digunakan untuk memegang pisau frais muka. Adaptor dibagi dua macam, yaitu adaptor dengan pasak memanjang, digunakan untuk memegang pisau frais muka ukuran besar yang mempunyai alur pasak pengikat dan adaptor dengan pasak melintang digunakan untuk memegang pisau frais muka berukuran kecil.


Koled
Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau pisau frais alur yang bertangkai silendris. Ada dua jenis koled, yaitu koled bikonikal, digunakan untuk memegang pisau frais silendris tanpa ulir dan koled W digunakan untuk memegang pisau frais silendris berulir.

Sarung Pengurung (Arbor)
Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau alur berukuran besar yang bertangkai konis/tirus. Sarung arbor digunakan untuk mengunci pisau frais dan mur pengunci gunanya untuk mengunci pisau frais dan sarung arbor.

Dalam pemakaiannya perlu diketahui dua unsur utama dari arbor, yaitu ukuran arbor dan jenis ulirnya. Ada dua jenis ukuran arbor yaitu arbor type A, adalah arbor yang berukuran pendek, tidak perlu didukung dan tidak melentur pada saat pemakaiannya. Arbor type B, adalah arbor yang berukuran panjang, perlu didukung dibagian ujungnya dikarenakan ukurannya panjang dan mudah melentur pada saat pemakaiannya. Sedangkan jenis ulir arbor adalah ulir kiri dan ulir kanan.
KEPALA PEMBAGI (DIVIDING HEAD)
Digunakan untuk mendapatkan pembagian jarak yang sama antara masing-masing. Pada kepala pembagi ada dua komponen, yaitu komponen utama, terdiri dari komponen yang melaksanakan pembagian dan komponen pendukung terdiri dari kepala lepas dan roda gigi.

Bagian unit utama kepala pembagi dilengkapi dengan piring pembagi yang berlobang dan engkol pembagi yang berhubungan langsung dengan poros ulir cacing yang sekaligus memutar cekam benda kerja dengan perantaraan roda gigi cacing. Jumlah gigi roda gigi cacing adalah 40 buah. Perbandingan putaran engkol pembagi dengan putaran roda gigi cacing (poros pemegang benda kerja) adalah 40 : 1. artinya bila 40 kali putaran engkol piring pembagi diputar, maka poros roda gigi cacing akan berputar 1 kali putaran penuh.

PRINSIP GERAKAN MESIN FRAIS
Gerakan pemotongan terjadi saat alat potong berputar yang diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan berputar disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong sambil memotong benda kerja. Gerakan pemakanan adalah gerakan alat potong sepanjang daerah pemotongan. Gerakan pemakanan berbentuk lurus dan melingkar. Gerakan pengikatan adalah gerakan menekan benda kerja dan alat potong yang memungkinkan sisi potong dapat dengan mudah memotong benda kerja.

TEKNIK PENGEFRAISAN
Teknik pengefraisan tergantung dari jenis mesin frais dan posisi alat potong (pisau frais terhadap bidang kerja). Berdasarkan hal tersebut ada dua macam teknik pengefraisan, yaitu:

Pengefraisan Sisi

Sisi mata potong sejajar dengan permukaan bidang benda kerja. Teknik pengefraisan ini menggunakan mesin frais datar.

Pengefraisan Muka

Sisi mata potong tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja. Pisau frais mempunyai mata potong sisi dan muka yang keduanya dapat melakukan pemotongan secara bersamaan. Pengefraisan ini menggunakan mesin frais tegak.

Teknik las

PENGELASAN DENGAN OKSI ASETELIN

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau
disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2
dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyam
bungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam.
Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan
campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2
di tambah maka akan
dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu lebur baja
atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan
logam tersebut yang cukup tebal.
Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan pengelasan
produksi, kerja lapangan dan reparasi.
Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon,
terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis.
Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan
las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.

Menggunakan Peralatan Las OAW
SMK Bidang Perkapalan Program Keahlian Las Kapal

1. Oksigen
Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang
efisien, karena kandungan oksigen lebih rendah dibanding komposisi
gas lain. Untuk mengefisiensikan penggunaannya, oksigen perlu
disediakan dalam keadaan siap pakai dan mempunyai kemurnian yang
tinggi.
Tabung oksigen
Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari
bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas
oksigen dengan tekanan kerja tertentu. Tabung oksigen biasanya
berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup berupa
roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan.
Pada bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas
yang terdapat dalam tabung baja ini mempunyai tekanan yang cukup
besar dan dalam satu tabung terdapat 40 liter atau 60 liter gas oksigen.
Penyimpanan gas oksigen
dalam tabung-tabung baja
dibagi ke dalam kelas-kelas
yaitu kelas medium dengan
tekanan sampai 15 kg/cm

dan kelas tekanan tinggi
dengan tekanan kerja hingga
165 kg/cm


2. Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena
berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama
dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam

Menggunakan Peralatan Las OAW
SMK Bidang Perkapalan Program Keahlian Las Kapal

penggunaanya gas asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah
dan mudah penggunaanya.
Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan
baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin
dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung asetilin terdapat
beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau
asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar
asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan.
Sistem penyimpanan asetilin dalam tabung asetilin relatif aman
jika tidak terjadi kebocoran atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk
mengantisipasi bahaya yang timbul, maka pada bagian bawah tabung
diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur.
Sumbat pengaman akan
meleleh dan lubang yang
disumbat akan bocor bila sumbat
pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika
botol mempunyai suhu yang
berlebihan maka sumbat akan
meleleh dan gas asetilin akan
keluar silinder sebelum tabung
meledak. Panas tabung asetilin
juga dapat disebabkan oleh
proses
pengeluaran
atau
penggunaan gas asetilin berlebih
an. Setiap pengeluaran gas ase
tilin botol bertambah panas, ma
ka pengeluaran gas tidak boleh
lebih dari 750 liter tiap jam.

Menggunakan Peralatan Las OAW
SMK Bidang Perkapalan Program Keahlian Las Kapal

Seperti tabung oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas
asetilin, tetapi bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah,
tekanan isinya sampai 15 kg / cm
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Prinsip kerja mesin bubut

Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Bagian-bagian mesin bubut
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.
Jenis-jenis Mesin Bubut

Mesin Bubut Universal
Mesin Bubut Khusus
Mesin Bubut Konvensional
Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)



CNC

Pusat pemutaran CNC.
Panel CNC Siemens .
Numerical Control / NC (berarti "kontrol numerik") merupakan sistem otomatisasi Mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram secara abstark dan disimpan dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomatisasi sederhana menggunakan cam. Kata NC sendiri adalah singkatan dalam Bahasa inggris dari kata Numerical Control yang artinya Kontrol Numerik. Mesin NC pertama diciptakan pertama kali pada tahun 40-an dan 50-an, dengan memodifikasi Mesin perkakas biasa. Dalam hal ini Mesin perkakas biasa ditambahkan dengan motor yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukan kedalam sistem oleh perekam kertas. Mesin perpaduan antara servo motor dan mekanis ini segera digantikan dengan sistem analog dan kemudian komputer digital, menciptakan Mesin perkakas modern yang disebut Mesin CNC (computer numerical control) yang dikemudian hari telah merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.
NC/CNC terdiri dari tiga bagian utama :

Progam
Control Unit/Processor
Motor listrik servo untuk menggerakan kontrol pahat
Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat
Pahat
Dudukan dan pemegang

prinsip kerja
Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat pada komputer dengan software pemrogaman CNC.
Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak melakukan proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program.

Proses Dasar Pengolahan Logam(PDPL)

ALAT SAMBUNG

Macam-macam alat sambung :
•Paku keling
•Baut (baut sekrup hitam)
•High Strength Bolt (baut mutu tinggi)
•Las
Paku Keling
Cara pemasangan :
bahan baku dipanaskan hingga memijardimasukkan dalam
Lubang ditekan sehingga terbentuk bagian kepala dari
paku keling
selama proses penekanan m paku keling = m lubang
Jarak pemasangan paku keling = disamakan dengan jarak
baut
Perhitungan Sambungan dengan Paku Keling
2 macam sambungan :
Sambungan beririsan satu
Sambungan beririsan kembar
Sambungan Beririsan Satu

•mempunyai satu bidang geser
•biasanya S1 = S2 , bila S1 ¹ S2 ambil S terkecil
•ada momen sekunder karena eksentrisitas sebesar e
•akibat momen sekunder = p.e akan membengkok
Sambungan Beririsan Kembar

•mempunyai 2 bidang geser
•biasanya S2 < 2S1, diambil harga yang terkecil •tidak terjadi momen sekunder •sambungan konstruksi yang baik Kerusakan Sambungan Disebabkan karena : •Pembebanan terlalu besar Þ paku patah akibat geseran. •Tekanan besar Þ dinding lubang rusak. Kemampuan Sambungan •keruntuhan geser Potongan I-I: An = 171 x 9 – 1 x 20 x 9 = 1539 – 180 = 1359 mm2 = 13,59 cm2 Potongan II-II: An = 1539–2 x 20 x 9 + Aneto efektif = 12,65 cm2 0,85 Agross = 0,85x 1539 = 1208 mm2 = 13,08 cm2 > 12,65 cm2 (OK)

N = str x An.e.ef. = 1600 x 0,75 x 12,65 cm2 = 151,80 kg
Untuk baja ësetangkupû ë90.90.9, N = 2 x 151,80 = 30360 kg = 30,36 ton < P1 = 26 + (OK) Menyelidiki kekuatan batang û ë 110.110.10 Seperti di atas ditinjau ½ bagian. Pot I-I : An = 210 x 10 – 20 x 10 = 2100 – 200 = 1900mm2 = 19 cm2 Pot II-II: An = 2100 - 2 x 20 x 10 + = 2100 – 400 + 77,82 = 1777,8 mm2 = 17,78 cm2 Ane.ef = 17,78 cm2 tr x An.ef = 1600 x 0,75 x 17,78 = 21336 kg = 21,336 t Untuk baja ë setangkup û ë 110.110.10 ] Meyelidiki kekuatan paku keling f 20 mm pada batang û ë 110.110.10 Pada kaki vertikal gaya yang dipikul tinggal 40 – 13 = 27 t, karena beban sebesar 13 t hanya dipindahkan ke kampuh sambungan kaki horizontal dan terjadi pula momen sebesar 39,91 t cm. Sambungan pada kaki vertikal adalah sambungan irisan kembar Ada 5 paku keling maka gaya yang dipikul oleh ke 5 pada keling sebesar : 5 x 6400 = 32000 kg > 27000 (27 t) (OK).

K3

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Selalu ada resiko kegagalan (risko of failures) pada setiap proses/aktifitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya akan mengakibatkan efek kerugian(loss). Karena itu sedapat mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan,atau setidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja didalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan perlakuan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.


Secara umum penyebab kecelakaan ditempat kerja adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan(Fatigue)
2. Kondisi tempat kerja (eviromental aspects) dan pekerjaan tidak amat (unsafe working condition)
3. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, yang ditengarai penyebab awalnya(pre-cause) adalah kurangnya training.
4. Karalteristik pekerja itu sendiri
5. Hubungan antara karakteristik pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi focus bahasa yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian sendiri. kecepatan kerja(paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycly repetilitive work), pekerjaan-pekerjan yang harus diawali dengan “pemanasan procedural “, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan(workhors) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud.

Penyebab-penyebab tersebut bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkaian sebab akibat (causeconsequences chain). Jika kecelakaan terjadi maka akan sangat mempengaruhi produktifitas kerja.

1. Manajemen bahaya
Aktifitas situasi,kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ad ditempat kerja atau berhubungan pekerjaan yang menjadi atau berpotansi menjadi sumber kecelakaan atau cedera atau penyakit dan kemataian disebut dengan bahaya atau risiko. Secara garis besar, bahaya/risiko dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Bahaya/risiko lingkungan
Termasuk didalamnya adalah bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/ternal, cahaya dan pencahayaan.
2. Bahaya/risiko kerja/tugas.
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manusia secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, bahan/material, peraturan pemerintah RI No:74 tahun 2001, tentang pengelola bahan berbahaya dan beracun (B3), dll.
3. Bahaya/risiko manusia
Kejahatan ditempat kerja, termasuk kekerasan sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja, personal, protective eguipment, kelelahan dan setres dalam pekerjaan dan pelatihan.
Berdasarkan “derajad keparahannya” bahaya diatas dibagi kedalam 4 kelas yaitu:
- Extreme risk
- Nigh risk
- Moderate risk
- Low risk

Dalam manajemen bahaya (hazard management) dikenal lima perinsip pengendalian bahaya yang bisa digunakan secara bertingkat/bersama-sama untuk mengurangi/menghilangkan tingkat bahaya, yaitu:
1. Penggantian atau Subtitution, juga dikenal sebagai engineering control.
2. Pemisah/separation.
a. Pemisah fisik/physical separation.
b. Pemisah waktu/time separation.
c. Pemisah jarak/distance separation.
3. Ventilasi/ventilation.
4. Pengendalian administrative/administrative controls
5. Perlengkapan perlidungan personnel/personnel protective equipment(PPE)

Ada tiga tahap penting (criticoel stage) dimana kelima prinsip tersebut sebaiknya diimplementasikan yaitu:
1. Pada saat pekerjaan dan fasilitas kerja sedang dirancang.
2. Pada saat prosedur operasional sedang dibuat.

Rabu, 12 Oktober 2011

Pelajaran Produktif

I. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Permesinan
1. Memahami PDPL
     Isi : Untuk memperoleh kualitas baja yang tinggi maka sebelum cairan baja dituang membentuk ingot atau    bentuk antara lainnya seperti: billet, bloom atau slab, seringkali dilakukan proses-proses threatment sebagai berikut:
a.proses de-oksidasi.
b.proses vacuum-degassing.

1)Proses deoksidasi
Proses ini dilakukan dengan jalan menambahkan bahan-bahan deoksidator seperti ferosilikon dan aluminium ke dalam ladel sesaat sebelum logam cair dituang. Bahan deoksidator tersebut dapat mengurangi pembentukan gas yang disebabkan oleh reaksi karbon dengan oksigen serta mengurangi pembentukan oksida-oksida yang dapat menimbulkan inklusi ketika logam membeku.
Berdasarkan tingkat proses deoksidasi yang dilakukan, baja dapat dibagi menjadi empat janis yaitu : rimmed steel, semikilled steel, killed steel dan capped steel.

2)Vacuum degassing
Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar gas hidrogen dalam baja cair sehingga dapat menghindari terbentuknya rongga-rongga udara di dalam baja ketika proses pembekuan. Disamping itu juga bertujuan untuk mengurangi kadar hydrogen. proses vacuum degassing juga dimaksudkan untuk menurunkan kadar oksigen dan nitrogen di dalam baja sehingga baja menjadi lebih bersih, bebas dari inklusi-inklusi seperti oksida-oksida atau nitrida. Teknik vacuum degassing ini ditunjukkan dalam gambar dibawah ini
Selain cara diatas proses perlakuan Logam Cair (threatment ) juga dapat dilakukan dengan proses grain refaining dan modifier.

2. LAS
     Isi : A. Proses Dasar Pengelasan : Las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi astu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, yaitu dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu hingga meleleh, kemudian baru dismbung dengan bantuan perekat (filler). selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom. berdasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pengelasan Cair
     Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.
2. Pengelasan Tekan
      yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu keduanya ditekan hingga menyambung. Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi:
            a. Pengelasan Tempa merupakan proses pengelasan yang di awali dengan proses pemanasan pada logam yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan logam. jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.
         b. Pengelasan Tahanan, proses ini meliputi:
1.  Las Proyeksi merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya sangat dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu plat yang akan disambung dijepit.

            B. Proses Dasar Fabrikasi Logam
Ada beberapa jenis layanan fabrikasi lembaran logam di pasaran saat ini yang menyediakan tujuan yang berhenti untuk hampir semua persyaratan dibayangkan bahwa seorang individu atau industri mungkin. Beberapa dekade kembali dan melayani klien yang meliputi rumah sakit, gedung perkantoran, toko retail, struktur perumahan belum lagi kompleks industri. Masing-masing memiliki kebutuhan yang sangat spesifik dalam hal sistem yang diperlukan. Oleh karena itu, ide yang baik untuk memeriksa pengalaman yang relevan. Artikel ini berbicara tentang beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika anda memiliki kebutuhan untuk pembuatan lembaran logam.

Sementara beberapa pelanggan memilih untuk pipa prefabrikasi atau panel, banyak orang lain membutuhkan dukungan penukaran tergantung pada sifat dari kebutuhan konstruksi mereka. Sementara pelanggan dapat membantu menyediakan desain dan bahkan gambar untuk membantu menciptakan produk akhir, yang tidak selalu diperlukan. tim fabrikasi logam biasanya memiliki keahlian yang diperlukan ditetapkan untuk menerjemahkan kebutuhan ke dalam desain produk selesai. Apa lagi mereka dapat membantu Anda memilih dari berbagai bahan termasuk tembaga, stainless steel, baja galvanis, aluminium dan PVC. Jadi dalam arti tertentu mereka menyediakan dukungan konsultasi untuk proyek fabrikasi logam langsung dari konseptualisasi untuk instalasi produk jadi.

            C. Proses Dasar Pengecoran Logam
Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Pasir hijau untuk pengecoran digunakan sekitar 75 percent dari 23 million tons coran yang diproduksi dalam USA setiap tahunnya.
Untuk menghasilkan tuangan yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.
Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang dicampur dengan Airkaca (Water Glass / Natrium Silikat), dari campuran pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan. Kemudian cetakan diasembling dan diklem.
Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot, scrap, dan bahan paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair tersebut dituang ke dalam cetakan. Setelah itu ditunggu hingga cairan logam tersebut membeku karena proses pendinginan. Setelah cairan membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan. Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran pada benda tersebut. Setelah fethling selesai apabila benda perlu perlakuan panas maka diproses di bagian perlakuan panas.

           D. Proses Dasar Pneumatik dan Hidrolik
Hidrolik adalah suatu sistem
yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power (sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit untuk membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan.Pneumatik (bahasa Yunani: πνευματικός, pneumatikos) berasal dari kata dasar "pneu" yang berarti udara tekan dan "matik" yang berarti ilmu atau hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu; sehingga arti lengkap pneumatik adalah ilmu/hal-hal yang berhubungan dengan udara bertekanan.

3. K3
Ada dua aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, dan kesehatan kerja.
Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.

II. Kompetensi Kejuruan Teknik Permesinan
1. Teknik Gambar
Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan, yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.

2. Teknik Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.






3. Teknik Frais
A. Pengertian Dasar Mesin Milling ( Frais )
1. Definisi milling ( frais )
Proses cutting conventional dengan menggunakan mesin milling, dihasilkan suatu permukaan yang rata atau bentuk –bentuk lain yang spesifik ( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu dan menyisakan chip.
2. Prinsip dasar kerja milling
Proses pemotongan benda kerja yang diam dengan meja yang bergerak menuju alat potong yang berputar.
3. Tujuan
Menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik ( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu.
Contoh – contoh pengerjaan milling :
IMG_8175
IMG_8172
B. Gerakan – Gerakan Pada Mesin Milling ( Frais )
Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :
1. Gerakan utama
Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan adalah rpm ( rotasi per menit ) dan simbolnya n.
2. Gerakan pemakanan ( Feeding )
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan adalah mm / menit dan simbolnya s.
3. Gerakan setting ( Depth of Cut )
Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah mm dan simbolnya a / t.
C. Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )
1. Pemotongan Face Cutting
Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat potong ( Cutter ).
2. Pemotongan Side Cutting
Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong ( Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :

300px-Climb_Milling_01 a. Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).

275px-Conventional_Milling_01 b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah dengan arah geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).

4. Teknik Gerinda
Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing
dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang
sangat kokoh.
Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai peredam
getaran yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah
spindel.
Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan
tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai arah.
Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses gerinda
karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuck
yang dikencangkan pada meja ini.


5. CNC
Numerical Control / NC
(berarti "kontrol numerik") merupakan sistem otomatisasi Mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram secara abstark dan disimpan dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomatisasi sederhana menggunakan cam. Kata NC sendiri adalah singkatan dalam Bahasa inggris dari kata Numerical Control yang artinya Kontrol Numerik. Mesin NC pertama diciptakan pertama kali pada tahun 40-an dan 50-an, dengan memodifikasi Mesin perkakas biasa. Dalam hal ini Mesin perkakas biasa ditambahkan dengan motor yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukan kedalam sistem oleh perekam kertas. Mesin perpaduan antara servo motor dan mekanis ini segera digantikan dengan sistem analog dan kemudian komputer digital, menciptakan Mesin perkakas modern yang disebut Mesin CNC (computer numerical control) yang dikemudian hari telah merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.

6. Auto Cad
AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Computer-aided drafting and design program” (CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang berkaitan dengan penggunaan CAD.

Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan kemudahan dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi keperluan khusus di samping segala informasi di dalam ukuran yang bisa digunakan dalam bentuk laporan, Penilaian Bahan (BOM), fungsi sederhana dan bentuk numerial dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini dapat menghasilkan sesuatu kerja pada tahap keahlian dan yang tinggi ketepatan di samping menghemat waktu dengan hanya perlu memberi beberapa petunjuk serta cara yang mudah.

Gambar yang dibentuk melalui program autocad dapt diubah bentuk-nya untuk keperluan grafik yang lain melalui beberapa format seperti DXF ( Data Exchanged File), IGES, dan SLD. Tambahan pula membantu program ini juga, berkemampuan untuk membentuk dan menganalisa model pepejal dalam kerja-kerja rekabentuk kejuruteraan. Untuk memenuhi keperluan yang lebih canggih, perisian ini mampu membawa pengguna mengautomasikan kerja-kerja penggunaan pengaturcaraan sokongan seperti LISP, dan ADS untuk membentuk arahan tambahan tersendiri.

Senin, 10 Oktober 2011

Pelajaran Adaptif

1. Bahasa Inggris
2. Matematika
3. Fisika
4. Kimia
5. KKPI
6. Kewirausahaan
7. Ilmu Pengetahuan Alam

Pelajaran Normatif

1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Pendidikan Jasmani. Olahraga dan kesehatan

Sabtu, 01 Oktober 2011

Visi dan Misi SMK 3 Tanjung Pinang

Visi

Menyiapkan Teknisi Menengah Profesional sesuai dengan keperluan Dunia Usaha / Dunia Industri yang Terlatih.

Misi

  • Menciptakan Teknisi Menengah Profesional dengan langkah sebagai berikut  Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyelenggara Diklat di SMK
  •  Meningkatkan Saran dan Prasarana (Kemudahan) Diklat sesuai dengan Keperluan Dunia Usaha / Dunia Industri.

  • Meningkatkan Manajemen Penyelenggaraan Diklat
  •  Mengimplementasikan GBPP bersama dalam Diklat
  •  Meningkatkan etos Kerja seluruh Penyelenggara Program Diklat.
  •  Mengoptimalkan sokongan Pemerintah/Kerajaan Pusat, Daerah, Orang Tua, dan Pengusaha untuk berperan aktif dalam Pelaksanaan Diklat
  •  Meningkatkan kemampuan guru/Instruktur dengan mengikuti Pelatihan Asessor Nasional dan Internasional
  • Meningkatkan Program Diklat Lanjutan (Program Diploma)